Rabu, 06 Juli 2011

Sejarah Gereja Kota Kupang

KATA PENGANTAR


Sejarah adalah rentetan atau peristiwa masa lampau dan bermakna bagi masa kini. Atau dengan kata lain hari ini dan hari esok dibentuk oleh peristiwa masa lampau itulah tonggak sejarah, masa lampau yang bersejarah dimasa kini dan masa yang akan datang.
Tujuan mempelajari Sejarah dimaksudkan tidak lain agar kita menjadi bijaksana terlebih dahulu. Bijaksana disini artinya, kita harus pandai melihat kontiunitas dari zaman lampau dengan zaman sekarang untuk zaman akan datang.

Pengenalan akan masa lampau, sangat penting artinya bagi penentuan sikap masa kini serta langkah pelayanan bagi hari esok. Lintasan Sejarah dan Peristiwa ini adalah bagian dari BUCKLET yang sementara dikerjakan dalam dua bahasa (bahasa Indonesia dan bahasa Inggris) oleh Pdt. I. Bangngu, STh; yang akan diterbitkan dan dipublikasikan ke dunia luar melalui WEBSITE.

Belajar dari sejarah penatalayanan Jemaat Kota Kupang masa lampau serta segala kelebihan maupun kekurangannya; membuat kita lebih bijaksana dalam menata pelayanan yang lebih baik dimasa depan dari hari kemarin.

Dengan demikian maksud tulisan Selayang Pandang Jemaat Kota Kupang Dalam Lintasan Sejarah dan Peristiwa dari waktu-kewaktu, tidak lain agar kita dapat melangkah maju meniti hari esok yang bermanfaat bagi masa depan pelayanan. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah masa lampau bagi masa depan.
Syalom
Semoga tulisan ini bermanfaat.

Tim Penulis

SELAYANG PANDANG GEREJA KOTA KUPANG
DALAM LINTASAN SEJARAH (1614 - 2005)

I.     PENDAHULUAN

*       Jemaat Kota Kupang dalam wilayah pelayanan Badan Pekerja Klasis Kota Kupang adalah sebuah Jemaat tua di Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) yang telah berdiri sejak era VOC. Hingga kini masih berfungsi melayani umatnya.
*       Gereja ini dilindungi oleh Undang-undang Benda Cagar Budaya No. 5 Tahun 1992.
*       Letaknya berada di Kelurahan LLBK Kecamatan Kelapalima Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur, di Jalan Sukarno No. 23, jalur jalan utama yang padat lalulintas.
*       Dalam peta lama Kota Kupang, tempoh dulu, Gereja ini berada di kawasan inti Kota Affedeling Kupang (kini Kantor Bupati Kupang) yang strategis dan ramai. Jarak dari Benteng Concordia (Asrama Benteng sekarang) + 150 meter, dari pusat pertokoan/ perbelanjaan + 20 meter, jarak dari tepi pantai pelabuhan Teluk Kupang yang indah pemandangannya + 75 meter.
*       Luas zoning Gereja Kupang + 2254 m2, didalam komplek berdiri Gedung Gereja tua bergaya arsitektur Eropah; rumah tinggal Pendeta, bangunan penunjang lain, serta sejumlah Kerrkof.
*       Warga Jemaat Kupang tergolong Heterogen terdiri dari berbagai Suku Bangsa, Bahasa dan Adat istiadat yakni : Sabu, Rote, Alor, Timor, Ambon, Batak, Manado, Jawa, dan lain-lain.
*       Sesuai data Jemaat Kota Kupang akhir Desember Tahun 2005 jumlah Warga Jemaat 10.227 Orang. Terdiri dari 1975 KK

Laki-laki
:
  4.871    Orang
Perempuan
:
  5.356    Orang
Anggota Babtis
:
10.114    Orang
Anggota Sidi
:
  7.942    Orang

*       Komunitas tempat tinggal Warga Jemaat Kota Kupang terkonsentrasi di Lima Kelurahan : Fontein, Mantasi, Fatufetto, Bonipoi, LLBK, dan tersebar dalam Kelurahan-kelurahan lain dalam Empat Kecamatan di Kota Kupang yaitu : Oebobo, Alak, Kelapa Lima, dan Maulafa.
*       Dalam struktur pelayanan Firman Allah Jemaat ini terbagi atas 9 (sembilan) Rayon dan 80 Wilayah Pelayanan yaitu :
 
       Rayon I meliputi Kelurahan Nunbaun Dellha dan Nunbaun Sabu terdiri dari 7 (tujuh) Wilayah Pelayanan
       Rayon II meliputi Kelurahan Fatufeto Bawah terdiri dari 11 (sebelas) Wilayah Pelayanan
       Rayon III meliputi Kelurahan Fatufeto Tengah dan Atas (Kampung Naibois dan Batukadera) terdiri dari 9 (sembilan) Wilayah Pelayanan.
       Rayon IV meliputi Kelurahan Air Mata, Mantasi dan Manutapen terdiri dari 13 (tiga belas) Wilayah Pelayanan.
       Rayon V meliputi Kelurahan Fontein Bawah dan Atas terdiri dari 5 (lima) Wilayah Pelayanan.
       Rayon VI meliputi Kelurahan Fontein Tengah dan Kelurahan lain yang tersebar terdiri dari 13 (tiga belas) Wilayah Pelayanan.
       Rayon VII meliputi Kelurahan Fontein Atas di tambah yang tersebar terdiri dari 17 (tuju belas) Wilayah Pelayanan.
       Rayon VIII meliputi Kelurahan Bonipoi dan Kelurahan Mardeka terdiri dari  4 (empat) Wilayah Pelayanan.
       Rayon IX meliputi Kelurahan LLBK Merdeka dan Kelurahan lain yang tersebar terdiri dari 3 (tiga)Wilayah Pelayanan.
*            Jumlah Majelis Jemaat Kota Kupang periode 2003 – 2007 yaitu 260 Orang terdiri dari :
-       Penatua             : 135 Orang.
-       Diaken              : 125 Orang
-       Jumlah Pendeta saat ini 3 (tiga) Orang.
-       Jumlah Majelis Harian yaitu 10 Orang terdiri dari 1 Orang Ketua Majelis,
3 Wakil ketua, 2 Sekretaris, 2 Bendahara, dan Staf Tata Usaha 8 Orang.
-       Jumlah Badan Pembantu Pelaksana Pelayanan (Komisi) yang membantu Majelis Jemaat Harian (MJH) dalam Program Pelayanan ada 11 Komisi yaitu : Perlengkapan Jemaat, Pelayanan Kasih, Pemuda, PAR, Perempuan GMIT, Kaum Bapak, Persekutuan Doa, Komisi Pembangunan, Perbendaharaan, Teritori, Litbang.

*       Jemaat Kota Kupang sejak berdirinya hingga kini telah banyak mengalami perubahan dari waktu ke waktu, baik dalam hal misi Pelayanan maupun fisik gedung akibat dari rehabilitasi dari Pendeta yang bertugas dalam kurun waktu Pelayanannya.
II.      LINTASAN SEJARAH.

Jemaat  Kota Kupang adalah Jemaat tua dalam GMIT yang bertumbuh, bersama dengan berdirinya Benteng VOC di Kupang. Embrio pelayanan selaku Jemaat dimulai pada tahun 1614 di didalam Benteng Fort Concordia (Asrama Benteng TNI sekarang).
Berawal datangnya seorang Pendeta Belanda bernama Ds. Matheos Van den Broeck dipindahkan oleh Pemerintah VOC dari Saparua Ambon. Jemaat kecil yang bertumbuh dalam benteng inilah yang kemudian hari berkembang menjadi cikal bakal berdirinya Jemaat Kota Kupang sekarang ini. Dalam perkembangan misi pelayanannya selama + 4 abad (1614 - 2005) Jemaat ini telah mengalami berbagai keadaan pasang surut jatuh lalu bangkit lagi namun demikian berkat kasih karunia penyelamatan dari Tuhan Jesus Kristus Pemilik dan Kepala Gereja sampai saat ini masih tetap berfungsi melayani umatnya dengan baik.

a.      Periode Out Hollandshe Zending (1614 - 1819).

Perkembangan misi Kristen Protestan di Timor berawal dengan kehadiran
(Ds) Matheos Van den Broeck pada tahun 1614 di Kupang, sebagai misioner dengan tugas utamanya adalah memelihara/ merawat rohani pegawai/ tentara (VOC) yang ada dalam Benteng Concordia dan sewaktu-waktu menggelarkan pekabaran Injil di luar benteng. Dalam waktu yang sangat singkat ia berada di Kupang pekerjaannya hanya sedikit menampakkan hasil, tetapi ia harus dicatat sebagai Pendeta Protestan pertama yang diutus di Pulau Timor. Pada tahun 1670, datang (Ds) C. Keysero Kind melayani Jemaat Kupang yang masih tersisa + 10 Orang hingga mencapai jumlah 59 orang saat ia meninggal dunia. 17 Tahun kemudian, tepatnya tahun 1687 – 1688 seorang Pendeta (Ds) A. Carpius datang sebagai pengganti (Ds) C. Keysero Kind.
Pada tahun 1688 – 1691 pelayanan rohani oleh seorang Pendeta sempat kosong. Untuk mengisi kekosongan itu maka diangkat seorang awam yang telah mendapat latihan sebagai Pendeta dan menjalankan tugas kependetaan (bukan Pendeta) yang disebut Penghibur Orang Sakit (POS). POS pertama adalah seorang Belanda yang bernama J. Dick Ivon yang kemudian murtad menjadi penganut Katholik kemudian secara berturut-turut setelah itu :
      Tahun 1716 seorang POS Indonesia bernama Paulus.
      Tahun 1716 – 1719 seorang POS Indonesia bernama Yan Pieterson Thenu.


Sejarah Gereja Kota Kupang